Uji antiinflamasi krim ekstrak daun teratai (Nymphae Pusbescens Willd) terhadap penyembuhan luka

Authors

  • Aisyah Sari Saputri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global, Indonesia https://orcid.org/0009-0009-2091-7928
  • Putri Nadhifatul Husna Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global, Indonesia
  • Ilvi Maghfiroh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global, Indonesia
  • Siti Nurmahmudah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global, Indonesia
  • Sri Sularsih Endartiwi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32504/hspj.v7i3.951

Keywords:

Aktivitas Antiinflamasi, Ekstrak Daun Teratai, Luka Bakar, Luka sayat

Abstract

Teratai (Nymphaea pubescens L.) adalah tanaman yang belum dimaksimalkan manfaatnya sebagai tanaman obat. Teratai memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa konsentrasi ekstrak daun teratai yang paling optimum dalam menyembuhkan hewan uji dengan mengaplikasikan daun teratai sebagai obat krim luka sayat dan luka bakar dengan variasi konsentrasi ekstrak daun teratai. Metode yang digunakan adalah metode uji antiinflamasi in-vivo terhadap 30 ekor tikus putih (Rattus Novergicus) Galur Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok untuk variasi konsentrasi kontrol positif dan kontrol negatif. Pengolesan dilakukan secara merata 2 kali setiap pagi sore lalu diamati dan diukur panjang luas penutupan luka selama 21 hari, kemudian data diolah secara statistik menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak daun teratai (Nymphaea Pubescens L.) dosis konsentras 6% memiliki respon kesembuhan peradangan paling cepat kelompok hewan uji luka sayat konsentrasi 6% dengan persentase kesembuhan luka sayat sebesar 100% dan luka bakar sebesar 18,98% hingga perlakuan hari ke-21 yang mendekati efek obat antiinflamasi kontrol positif hidrokortison. Hasil uji Friedman luka sayat dan luka bakar menunjukan nilai sigifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti adanya perbedaan signifikansi. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun teratai (Nymphaea pubescens L.) memiliki potensi dalam aktivitas antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dan penyembuhan terhadap luka.  Efek antiinflamasi dari daun teratai (Nymphaea pubescens L.) diduga karena adanya senyawa aktif flavonoid dan saponin. Konsentrasi paling aktif dan efektif dalam mengatasi inflamasi adalah konsentrasi 6%. Kemudian diikuti 8%, 4%.

Author Biographies

Aisyah Sari Saputri, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Program Studi Farmasi

Putri Nadhifatul Husna, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Ilvi Maghfiroh, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Siti Nurmahmudah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Porgram Studi Kesehatan Masyarakat

Sri Sularsih Endartiwi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global

Program Studi Kesehatan Masyarakat

References

Agustin, R., Dewi, N., & Raharja, S. D. (2016). Efektivitas Ekstrak Ikan Haruan (Channa Striata) Dan Ibuprofen Terhadap Jumlah Sel Neutrofil Pada Proses Penyembuhan Luka Studi In Vivo Pada Mukosa Bukal Tikus (Rattus Norvegicus) Wistar. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi, 1(1), 68-74.

Chandra, B., Asra, R., & Mevia, N. A. (2022). Perbedaan Ekstraksi Daun Teratai (Nymphaea Pubescens Willd) Sebagai Fungsi Aktivitas Antioksidan. Jurnal Farmasi Higea, 14(1), 28-39.

Depkes RI. Cara Pembuatan Simplisia.; 1985.

Etserlisa A.Apitalah, Hoseaj. Edy, Karlah R. L. Mansauda. 2021. Formulasi Dan Uji Efektivitas Antioksidan Sediaan Krimekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight)Walpers.)Dengan Menggunakan Metode Dpph (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl. Universitas Sam Ratulangi, Volume 10 Nomor 1

Manurung, N. R. M., & Sumiwi, S. A. (2016). Aktivitas Antiinflamasi Berbagai Tanaman Diduga Berasal Dari Flavonoid. Farmaka, 14(2), 111-122.

Utami, F. P., Sholihah, U., Utari, S. A., La, R. Y., & Najib, A. (2013). Inovasi Sediaan Obat Baru Antiinflamasi Untuk Meminimalisir Pembengkakan Amandel Dari Anggur Laut Tropika Caulerpa Racemosa Dengan Teknik Kapsulisasi Biologically Active Compound.

Muhtar (2022).7 Media Sosial Paling Banyak Digunakan di Indonesia. Universita Insan Cita Indonesia. https://shorturl.at/bmGLM

Rosyidulibad, M., Nasution, T. H., & Andarini, S. (2013). Pengaruh Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura) Terhadap Derajat Eritema Pada Proses Inflamasi Marmut (Cavia Porcellus) Dengan Luka Bakar Derajat Ii Dangkal. Journal Of Nursing Science Update (Jnsu), 1(2), 157-161.

Sabban, A., Rumahlatu, D., & Watuguly, T. (2017). Potensi Ekstrak Daun Teratai (Nymphaea Pubescens L.) Dalam Menghambat Staphylococcus Aureus. Biopendix: Jurnal Biologi, Pendidikan Dan Terapan, 3(2), 129-141.

Selfiana, Anisa. (2019). "Identifikasi Senyawa Aktif Antrakuinon Fraksi Etil Asetat Kayu Songga (Strychnos ligustrida) Sebagai Anti Malaria Melalui Uji Aktivitas Penghambatan Polimerisasi Heme." Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia

Sjamsuhidayat, R., & De Jong, W. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah, Sistem Organ Dan Tindak Bedahnya. Edisi Ke-4. Jakarta: Egc.

Sonia R, Yusnelti Y, Fitrianingsih F. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus (Linn.)) sebagai Antihiperurisemia. J Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):130-139.

Tungadi, Robert., Pakaya, Mahdalena Sy.,& Priliyawati D.As.Ali. 2022. Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Krim Senyawa Astaxanthin. Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal) 2023; 3 (1): 117 – 124

Yuliantari, N., Widarta, I. & Permana, I., 2017. Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.)Menggunakan Ultrasonik.. Media Ilmiah Teknologi Pangan, Volume 4 (1), pp. 35-42.

Downloads

Published

2023-12-25

Issue

Section

Articles

Citation Check