Kerasionalan penggunaan obat pasien sindrom koroner akut di rumah sakit XYZ Banten

Authors

  • Rizka Aisyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng, Indonesia
  • Iyan Hardiana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng, Indonesia
  • Ika Yulianti Nurngaini Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Indonesia
  • Taufani Tasmin Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32504/hspj.v7i2.671

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Banyak pasien yang mangalami kematian akibat penyakit jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kerasionalan penggunaan obat berdasarkan (tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis) pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) di Instalasi Rawat Inap Rumah SakitS XYZ Banten Periode Januari-Desember 2016.Penelitian dilaksanakan di RS XYZ Banten dengan jenis penelitian menggunakan deskriptif dengan melihat data rekam medis pasien sindrom koroner akut dengan rancangan desain retrospektif, serta pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik sampling total sampling Januari-Desember 2016. Berdasarkan hasil penelitian, diagnosis penyakit SKA yang paling banyak adalah Unstable Angina Pectoris (UAP) sebanyak 36 orang (49,32%), Kategori umur yang paling banyak di diagnosa SKA yaitu 46-55 th sebanyak 29 orang (39,73%). Pasien SKA yang paling banyak dengan diagnosis ST Elevation Myocard Infark (STEMI) sebanyak 23 orang (31,51%), dan Non-ST Elevation Myocard Infark (N-STEMI) sebanyak 14 orang (19,18%). Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 52 orang (71,23%) dan perempuan 21 orang (28,77) dan ditemukan kejadian Drug Related Problem dengan kategori penggunaan obat tanpa indikasi sebanyak 2 pasien (7,59%). Kerasionalan penggunaan obat SKA pada pasien berdasarkan kriteria tepat indikasi (100%), tepat obat (100%), tepat pasien (100%), dan tepat dosis (92,41%). Kerasionalan penggunaan obat pada pasien sindrom koroner akut sudah rasional.

Kata kunci: Rasionalitas pengobatan; sindrom koroner akut

References

Notoatmodjo, Soekidjo.2010.metode penelitian kesehatan. Rinerka Cipta ; Jakarta

PERKI, 2015, Pedoman Tatalaksana Sin- drom Koroner Akut edisi III,edisi pert., Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI, Pharmaceutical care untuk pasien penyakit jantung koroner : focus sindrom koroner akut, 2005.

Kurniastuti, Y. (2009). Faktor Resiko Penyakit Janting Koroner di Indonesia, Pharmacytical Science. 2009. Yogyakarta

Dipiro,J.T.,et.Al.(2008),Pharmacotheraphy: Apathophysiologic Approach Ten Edition.Mc-Graw Hill. Hal 268.

Buku Ajar Kapita Selekta Kedokteran. ed IV, Jilid III. Jakarta: Pusat penerbitan Aes- culapius ,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999,434-440

Yeghiazarians Y, Braunstein BJ, Askari A, et al. Unstable Angina Pectoris. N Engl J Med 2000; 342: 101-114.

Libby and Simon 2001 ,Apple, Pearce, et al., 2007.

Cepoinene, et al., faktor resiko jantung cor- oner. 2013

Depkes RI 1997 , Instalasi Rawat Inap, dikutip dari Suryanti (2002).

Canon Christopher. Contemporary Diagnosis and Management of Acute Coronary Syndrome. Newtown Pennsylvania USA: Handbook in health care Co.; 2006. Page 5, 60, 61-71.

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010 [Internet]. 2010 [updated Juli 2010; cited 2017 Januari 27].

Dahlan, Sopiyudin. 2010. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. CV Sagung Seto: Jakarta

Downloads

Published

2024-04-20

Issue

Section

Articles

Citation Check